#31HariMenulis Hari ke-21
Dalam ilmu branding, kita mengenal apa yang disebut co–branding. Sederhananya, co–branding adalah partnership antara dua brands yang berbeda. Tujuannya adalah sinergi. Definisi paling gampang dari sinergi adalah 1 + 1 = 3, bukan 2.
Artinya, “the whole is bigger than the parts,” hasil gabungan lebih besar dari jumlah bagian-bagiannya. Dengan ber-cobranding maka kekuatan brand equity-nya akan berlipat-lipat.
Ambil contoh kerjasama co-branding antara BMW dan Louis Vuitton (LV), 2 brand global yang terkenal dengan kemewahannya. Co-branding kedua brand ini mengusung tema “The Art of Travel”.
Kolaborasi LV dengan BMW i melambangkan kesamaan value keduanya tentang kreativitas, inovasi teknologi dan gaya. Nilai-nilai luxury dan high quality craftmanship adalah alasan mengapa kampanye co-branding mereka sangat strategis.

Dalam kemitraan mereka, BMW menciptakan model mobil sport yang disebut BMW i8, sementara LV merancang satu set koper dan tas eksklusif yang terdiri dari empat bagian yang sangat cocok dengan rak petak belakang mobil.
Koper LV ini tidak hanya pas dengan ukuran, tetapi desain dan penampilannya juga pas dengan citra BMW: ramping, maskulin, dan berkualitas tinggi. Ternyata koper dan beberapa bagian interior mobil menggunakan serat karbon, bahan komposit yang kuat namun ringan.
Co–branding juga dilakukan untuk memperluas jangkauan target pasar dan mengerek ekuitas dari brands yang bergabung. Contohnya, Apple Pay melakukan co–branding dengan Mastercard untuk memperluas pasar dengan saling memanfaatkan customer base masing-masing. Apple bisa memanfaatkan customer base-nya Mastercard, begitu pula sebaliknya.
Ketika Apple merilis aplikasi Apple Pay, secara efektif mengubah cara orang melakukan transaksi. Aplikasi ini memungkinkan orang untuk menyimpan data kartu kredit atau debit di ponsel mereka, sehingga mereka dapat menggunakannya tanpa secara fisik membawa kartu itu. Tetapi agar aplikasi ini berhasil, perlu perusahaan kartu kredit untuk berintegrasi dengan teknologi ini.
Di sisi lain, perusahaan kartu kredit juga menghadapi lebih banyak persaingan jika mereka tidak kompatibel dengan alat pembelian konsumen terbaru.Untuk keluar dari persaingannya, MasterCard menjadi perusahaan kartu kredit pertama yang memungkinkan penggunanya untuk menyimpan kartu kredit dan debit mereka di Apple Pay.
Di samping itu, karena dua brands ini sudah sangat kuat, ketika keduanya digabungkan maka akan menghasilkan gabungan brand dengan nilai brand equity yang jauh lebih tinggi. Memang umumnya co–branding dilakukan oleh dua brand yang sudah kuat, dan dengan bersatunya mereka, maka leverage effect-nya luar biasa untuk menjadikan dua brand tersebut lebih kuat lagi.
Manfaat langsung yang diperoleh dari kerjasama co–branding adalah adanya penghematan biaya promosi yang substansial. Ya, karena dengan berpartner maka biaya promosi akan ditanggung secara bersama. Di sini akan terjadi sharing resources antar dua brand yang ber-cobranding.
Ketika Intel (yang terkenal dengan slogan Intel Inside) dan HP ber-cobranding, maka promosi yang mereka jalankan di TV, print, atau digital akan ditanggung bersama sehingga lebih efisien.

Leave a Reply